Bacalah!

Al-’ilmu nuurun. Kalimat ini sangat terkenal di pesantren. Tapi jangan artikan “nuurun” dalam bahasa Jawa (dalam bahasa jawa “nurun” berarti nyontek) seperti kecurangan-kecurangan dalam Ujian Nasional yang selalu terjadi di negeri ini. Kabarnya kecurangan-kecurangan itu selain kebijakan dari sekolah masing-masing, juga telah menjadi kebijakan dinas. Kabar-kabarnya juga, dalam hal ini Pemalang telah menjadi aktor utamanya pada Ujian Nasional tahun lalu. Masya’Allah. Padalah, ilmu bukan terletak pada ijazah. Lulus sekolah bukan berarti banyak ilmu. Ah, ...
Al-’ilmu nuurun. Ilmu adalah cahaya. Ilmu adalah pelita yang akan menerangi jalan hidup kita. Dengan ilmu kita tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang semestinya ditinggalkan. Dengan ilmu kita tahu mesti ke mana melangkahkan kaki. Dengan ilmu kita tahu bagaimana mengatasi masalah-masalah dalam perjalanan hidup ini.
“Para ulama mempuyai derajat-derajat di atas orang-orang mukmin sebanyak 700 derajat. Jarak antara dua derajat adalah sama dengan perjalanan 500 tahun.” Begitulah Ibnu Abbas r.a. memberi ibarat tentang pentingnya ilmu. Sedang Allah juga telah berfirman; “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadillah: 11)
Tuntutlah ilmu, karena seperti kata seorang ulama; Mempelajari ilmu untuk menggapai ridha Allah adalah kebaikan. Menuntut ilmu adalah ibadah. Pengkajiannya adalah seperti tasbih. Penyelidikannya seperti jihad. Pengajarannya adalah sedekah. Pemberiannya kepada ahliyah adalah pendekatan diri kepada Allah. Ilmu adalah penghibur di kala kesepian, teman di waktu menyendiri dan petunjuk di kala senang dan susah. Ia adalah pembantu dan teman yang baik. Lebih-lebih ilmu adalah penerang jalan ke surga.
Maka BACA! BACA! dan BACALAH!
0 Responses
abcs