Bersemangat

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasul saw. bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirimu, serta mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah lemah! Kalau tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengucapkan: “Seadainya saya berbuat begini tentu akan terjadi begini dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi.” Karena kata seandainya itu akan memberi jalan pada setan.” (HR. Muslim)

Boleh kau praktekan. Silahkan duduk dengan punggung membungkuk, jatuhkan tanganmu dan hadapkan wajahmu ke bawah. Setelah itu cobalah untuk tersenyum! Sekarang tegakkan punggungmu, angkat tanganmu ke dada, dan tataplah ke depan. Cobalah lagi untuk tersenyum!
Bagaimana?
Dijamin, ketika tersenyum yang pertama, kau merasa berat, tidak enjoy, terlalu dipaksa. Iya karena posisi tubuhmu bukan mencerminkan orang yang sedang bersemangat dan bahagia. Kau lesu, loyo dan sengsara. Tapi setelah menegakkan badan dan menatap ke depan, kau telah menjadi orang yang bersemangat. Kau telah siap untuk menghadapi segala tantangan yang ada di depan. Karena itu senyum ceriamu akan mudah mengembang.
Maka bersemangatlah!
Manusia dicipta bukan untuk menjadi pecundang. Bukan untuk menjadi pengangguran yang ada guna merepotkan. Bukan pula untuk menjadi pemalas yang hidupnya selalu memelas. Apa lagi untuk menjadi penjahat yang selalu berperilaku bejat, bukan sama sekali.
Sebaliknya, kita dicipta untuk menjadi luar biasa. Kita ada untuk menjadi manusia-manusia hebat. Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim. Allah telah menciptakan kita dapat bentuk yang sebaik-baiknya. Dengan modal terbaik yang diberikan Allah ini, mestinya manusia juga berpikir, berperilaku, bekerja dan meraih prestasi-prestasi yang luar biasa.
Bersemangatlah!
Mengutip Thomas Carlyle, Fauzil Adhim mengatakan bahwa, “Sejarah dunia (sesungguhnya) adalah sejarah manusia besar.” History is the world is the biography of the great man. Sejarah hanya mencatat kehidupan orang-orang besar, sama sekali tak terisi oleh kisah-kisah orang biasa. Lihatlah penjual krupuk di pasar, tukang parkir di depan supermarket, pengamen jalanan, atau baby sitter di rumah-rumah orang kaya, akankan 60 tahun yang akan datang mereka menjadi bahan pembicaraan, kajian dan diskusi? Tidak sama sekali. Kecuali mereka dapat merubah hidupnya, pedagang krupuk hanyalah pedagang krupuk, tukang parkir tetap saja tukang parkir, pengamen juga akan tetap jadi pengamen, sedang baby sitter kalau tak cantik mungkin akan jadi perawan tua. Maaf.
Bukan ingin merendahkan, bukan ingin mengatakan bahwa orang-orang yang punya profesi semacam itu tak pantas mendapat penghormatan juga tak layak masuk surga. Hanya saja profesi seperti itu memang tak dapat membuat seseorang dikatakan sebagai orang besar. Di suatu masa kehidupannya, tokoh-tokoh besar mungkin juga pernah menjadi pedagang krupuk, penggembala kambing, pengamen, atau profesi-profesi lain yang tak lebih bergengsi, akan tetapi bukan itu yang menyebabkan namanya mengabadi. Mereka menjadi besar karena mampu menggetarkan dan merubah dunia.
Ya, tokoh sejarah pasti punya peran besar bagi umat manusia, melakukan kerja-kerja besar dan membuat perubahan yang dahsyat. Memang, terkadang juga melakukan kejahatan yang mengerikan.
Nah, bila kau jugan ingin mencatatkan diri dalam sejarah, bila ingin menjadi manusia besar, maka guncanglah dunia. Lakukan perbahan-perubahan yang menggetarkan alam raya. Bukankan kita telah dicipta untuk menjadi khalifah di muka bumi?
Mari kita mulai, minimal dengan melakukan perubahan diri. Bila dulu selalu malas, mulai hari ini semangatlah. Bila dulu sering pesimis, mulai hari ini optimislah. Bila dulu kerap berpikir negatif, mulai hari ini berpikirlah secara positif. Bila dulu biasa duduk merunduk, mulai hari ini berdiri dan berlarilah. Bila dulu mudah cemberut, mulai hari ini tersenyumlah!
Bersemangatlah kawan!
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah.” Begitu Rasulullah menyampaikan. Maka di saat para sahabat menyerah menghadapi batu besar yang menghalangi penggalian pada perang parit, Rasulullah datang menghujam batu itu dan membuatnya berkeping.
Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Kuat secara fisik itu bagus, akan tetapi lebih bagus lagi bila diimbangi dengan kekuatan jiwa, kekuatan visi, kekuatan ilmu, kekuatan pikiran, juga kekuatan pengaruh. Nah, bersemangatlah untuk meraih semua itu!
Sungguh tak layak menjadi pemimpin jika kita lemah. Tak pula akan menjadi besar bagi orang yang loyo. Lihatlah pebisnis-pebisnis sukses, para manajer atau CEO sebuah perusahaan besar. Adakah mereka suka tongkrong di pinggir jalan? Atau mereka suka melamun sendiri dalam kamar hingga 2 jam berlalu begitu saja? Atau mereka sering mengeluhkan kesulitan-kesulitan hidup yang ditemuinya pada setiap orang? Tidak. Orang-orang sukses itu salalu bersemangat. Bukan hanya karena mereka telah sukses lalu menjadi semangat, tapi semangat mereka juga telah menjadi pendorong kesuksesan. Dengan kata lain, bila bersemangat, kau akan sukses. Bila kau sukses, kau akan tambah semangat.
Maka bersemangatlah kawan!
Banyak yang meski kita kerjakan. Simaklah berita dan perhatikan sekitar kita. Engkau akan temukan dunia yang bertabur kejahatan, kemisikinan, kebodohan, kepedihan, dan segala hal yang memilukan. Siapa yang akan merubah semua itu kalau bukan kita?
0 Responses
abcs